Penutupan Pelatihan Home Stay (Rumah Singgah) untuk Desa Wisata Bulukumba

Bulukumba, RBB (30/11)—Dinas Pariwisata (Dispar) Bulukumba kini sedang mengusahakan agar desa-desa dapat mengembangkan potensi wisata masing-masing. Hal ini karena adanya pelatihan home stay yang merekrut pemuda-pemudi yang akan menjadikan desanya sebagai desa wisata.

Pelatihan tersebut berjalan selama tiga hari, 24 sampai 26 Nopember di Bira. Andi Aryono,  Ketua PPTK (Pejabat Pelaksana Teknis kegiatan) menyampaikan isi kegiatan. “Hari pertama tentang pengelolaan home stay yang sesuai standar ASEAN (Association of Southeast Asian Nations) yang membahas produk, bangunan pegolaan dan pelayanan. Hari kedua, penyusunan paket home stay dan pelayanan makanan dan minuman dan prakteknya. Hari ketiga pelatihan adalah tentang pengenalan pengolalaan, kolaborasi dan promosi dan pemasaran home stay”, terangnya.

Para peserta mampu menyerap materi dengan baik. Muhammad Arsyad yang menerangkan, “Saya kira ini bagus untuk merefresh. Kita dapat ilmu baru dan juga how to manage diri sendiri karena semua materi-materinya untuk kepercayaan diri. Bagaimana mengelola home stay dan membangun relasi dengan orang lain”. Ia kemudian melanjutkan bahwa betapa menariknya kegiatan ini dari yang sebelumnya. “Orang diajar berpikir positif. Dulu generasi saya, tamatan SMP, SMA. Dan sekarang itu, ada sarjana yang punya ide-ide segar” lanjut Asyad yang saat ini menjabat sebagai Sektretaris BPC PHRI (Badan Perwakilan Cabang Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia) Bulukumba.

Wandi Salim yang menjadi pembicara pada hari ketiga saat sesi wawancara menjelaskan bahwa Home stay merupakan terobosan mengangkat peningkatan desa dalam promosi pariwisata Indonesia. Dia menerangkan perlunya standarnisasi sehingga pengembangan SDM (Sumber Daya Manusia) dapat lebih fokus dengan mengikuti standar ASEAN dan Internasional.

Menurut Wandi, “Untuk target di Indonesia, mereka (Baca; Peserta pelatihan) lebih mengerti Sapta Pesona; keamanan, kebersihan, ketertiban, keindahan dan kenangan. Tidak ada lagi keraguan bila ada orang mancanegara dapat merasakan bahwa tinggal di home stay itu sama dengan tinggal di hotel. Dan akan terus dikembangkan dengan atraksi wisata—khususnya Bulukumba—dengan keunikannya budaya, kearifan lokalnya masing masing“, terang Ketua PHRI Sul-Sel ini.

Menurutnya, keunggulan home stay di desa yaitu karena daerah belum saatnya memiliki hotel bintang 5 (lima) sehingga home stay meningkatkan kesejahteraan masyarakat golongan UMKN (Unit Micro Kecil Menengah). Masyarakat bisa mengelola usahanya di rumah tinggal saja dan bisa menghasilkan uang. Pemerintah tentunya mengurangi pengangguran dan kemiskinan.

Selanjutnya, kesuksesan pelatihan ini kemudian ditutup melalui sambutan dari Andi Ayu Cahyani yang mewakili Kepala Dispar Bulukumba mengharapkan bahwa semoga materi yang diberikan dapat diimplementasikan di desa-masing masing. Ayu mengatakan, “Peserta yang memiliki home stay yang diikutkan adalah orang-orang baru di dunia kepariwisataan. Selama ini yang mereka hanya mengenal cara menyewakan kamar. Kini banyak hal yang bisa dilakukan. Pelatihan ini sangat membantu para pemilik home stay berkomunikasi dengan lebih baik dengan para tamu untuk menawarkan paket-paket yang terkait dengan kehidupan sehari-hari pemilik rumah”, terang Kepala Bidang Pengembangan Sumber Daya Pariwisata Dispar Bulukumba ini.

Ayu merasa cukup optimis dengan peluang desa wisata home stay. “Kita telah mengadakan pelatihan home stay sebanyak 3 kali dalam 2 tahun terakhir ini” katanya. Sebagai sebuah langkah maju, “Desa Kahayya telah kita rintis untuk menjadi desa wisata. Dan sejak tahun 2020 ini, kita telah melakukan pendampingan dalam mengembangkan desa wisata untuk tata kelola destinasi wisata dan home stay. Jadi mereka mengawal pelaku pariwisata”, katanya.

Di sisi lain, Aryono menambahkan bahwa Desa Tamatto memiliki potensi wisata desa berupa pemandangan alam dan kolam renang. Desanya pun telah mempunyai Bumdes (Badan Usaha Miliki Desa). Untuk kemajuan bersama, “Kita perlu kesadaran semua pihak baik dari desa dan tokoh masyarakat untuk meningkatkan ekonomi masyarakat”, tutupnya.

Zulkarnain Patwa
Staf Rumah Belajar Bersama

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *