Lolipop Kembar Berbahasa Inggris

590 views

Kesempatan datang bagai awan berlalu. Pergunakanlah
ketika ia nampak di hadapanmu.
— Imam Ali bin Abi Thalib 

Membimbing dua pelajar SMA (Sekolah Menengah Atas) menuntaskan buku Basic English Grammar karya Betty Schramper Azar dan Stacey A. Hagen berwarna merah adalah pengalaman pertama penulis menjadi pengajar. Yazdi dan Viqi, biasanya dipanggil Kembar. Mereka berhasil menuntaskan buku merah dalam kurun waktu 3 bulan. Ini memang hanya keberhasilan kecil, tetapi itu menjadi fondasi yang baik untuk menguasai keterampilan Bahasa Inggris yang lain, yakni listening, speaking, writing, dan reading.

Seperti kebanyakan proses, proses ini pun juga sama dimana perjalanan tidak selalu mulus. Starting point Kembar berangkat dari orang-orang yang minat belajarnya masih rendah dan lebih senang bermain game. Imbasnya, mereka akan belajar hanya pada saat di kelas. Hal ini sangat berpengaruh pada daya ingat yang cenderung lemah terhadap pelajaran karena tidak membiasakan diri melakukan pengulangan.

Ketika Kembar ditargetkan menamatkan buku Basic English yang tebal dalam tiga bulan. Hati mereka bergejolak apakah lanjut belajar atau tidak. Dan pilihannya adalah lanjut.

Kembar membawa karakter yang berbeda. Yazdi yang terstruktur, rapih, tekun, dan serius. Sayang, saat dorongan belajarnya menurun, dia kesulitan konsentrasi dan berimbas terhadap daya serap pelajaran yang melambat. Adapun Viqi orang yang fleksibel dan santai namun cenderung cepat berpuas diri saat mengerti pelajaran. Alhasil dia sering bermalas-malasan dan meremehkan tanggungjawab serta mengulur-ulur waktu. Meskipun demikian, munculnya persaingan mendorong mereka lebih giat mengerjakan latihan-latihan di buku merah karena ingin menjadi yang terdepan. Potensi persaingan inilah yang penulis kelola untuk meubah cara pandangnya terhadap belajar.

Dengan dibekali pengetahuan grammar dari buku merah dan penguasaan 16 tenses di luar kepala, itu sangat menguntungkan Kembar. Dari segi materi standar kurikulum pelajaran sekolah saat ini, penulis sebagai pengajarnya yakin bahwa Kembar sudah dapat menyelesaikannya. Bahkan untuk materi lanjutan intermediate dan advance sekali pun, mereka bisa masuk kategori teratas karena telah mempunyai pondasi yang kokoh.

Jangan pernah berpikir instant. Kerjakanlah tugas selembar demi selembar dengan tabah hingga akhirnya tamat juga.

Walaupun demikian, pengetahuan grammar tidak akan pernah cukup untuk memenuhi syarat agar lancar berbahasa Inggris. Yang namanya berbahasa tentu tidak lepas dari berbicara. Oleh karena itu, kami mengkombinasikan pengetahuan grammar dengan membiasakan membaca English textbook. Nah, ada salah satu buku yang cukup bisa menyeimbangkan kedua skill itu dalam konteks daily conversation yaitu Question and Answer karya L. G. Alexander.

Sejauh ini, Kembar tidak mengalami kerepotan menentukan jawaban yang tepat sesuai grammar. Selain itu, kemajuan paling signifikan nampak dari pengucapan English-nya yang sudah meningkat. Intonasi bicaranya juga perlahan membaik dan perbendaharaan kata pun bertambah. Penguatan pemahaman lisannya terolah berkat berbagai pola pertanyaan yang terdapat di buku itu.

Kembar berlatih membaca dan melafalkan (pronuncing) buku cerita berbahasa Inggris dan menjawab soal soal sebagai bukti pemahaman terhadap cerita. Agar lebih komprehensif, penulisan jawaban mesti sesuai dengan aturan grammar (tata bahasa).

Serunya belajar bersama mereka adalah mereka tidak sungkan beradu argumentasi dengan penulis. Jika penulis tanpa atau sengaja (often disengaja, heheh..) membelokkan jawaban yang tepat, baik saat momen mereka bertanya maupun saat review materi. Bagi penulis, ini merupakan poin plus dimana tindakan ini akan memperkuat long-term memory mereka karena otak terlatih untuk mengingat kembali informasi yang baru saja tersimpan dan yang sudah lama.

Tentunya, suasana kegembiraan belajar demikian tidak serta merta terbentuk. Seperti saat awal mereka mengerjakan buku merah, cara belajarnya cenderung pasif. Kembar menerima mentah-mentah penjelasan tanpa disaring terlebih dahulu. Ini bukan karena penulis mencitrakan diri sebagai sosok pengajar yang ditakuti alias “killer” melainkan sebagai teman yang dapat buat mereka lebih terbuka untuk bertukar pikiran. Sehingga, kelas menjadi hidup dengan komunikasi interaktif.

Upayakan untuk saling mendukung dalam belajar. Bukankah kemudahan itu tercipta bagi orang yang mau bekerjasama? Keep studying hard.

Kecerdasan memang advantage (Keuntungan) bagi yang dianugerahkan tetapi rasa suka akan belajar adalah privileged (keistimewaan). Advantage Kembar karena mereka terus melangkah yang berawal dari kesabaran menyelesaikan Basic English Grammar dan kemudian ke pre-intermediate. Kembar sedang menuju privileged dengan kesediaan diri untuk menghadapi tiap tantangan hingga tertanam rasa suka belajar atau bahkan candu terhadap belajar.

Mernissi
Pengajar Bahasa Inggris di Rumah Belajar Bersama