Bulukumba, RBB(25/2) — Dalam mendukung kemajuan berbahasa Inggris, Rumah Belajar Bersama membiasakan diri mengajak para pelajarnya untuk belajar berdiskusi dan latihan soal dengan para intelektual muda Indonesia yang mempunyai pengetahuan yang baik dalam bahasa asing dan juga pernah melakukan kegiatan pendidikan di luar negeri. Acara ini dilakukan melaui zoom atau google meet dan disiarkan secara langsung melalui facebook dari Rumah Belajar Bersama. Karena dibuka secara umum, setiap orang yang ingin bergabung diperbolehkan.
Pada Senin malam (22/02), pembicara yang menginspirasi yang hadir adalah Anita Noveria yang merupakan alumnus UIN (Universitas Islam Negeri) Alauddin Makassar dan Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar. Sewaktu masih kuliah di UIN Alauddin, ia mewakili kampusnya untuk lomba debat Se-Indonesia di Universitas gadjah Mada Yogyakarta dan setelah menamatkan diri di Unhas, ia adalah salah seorang yang terpilih mengikuti ISERD Konferensi internasional di Korea pada 2018.

Picture taken from Rumah Belajar Bersama.
Jenjang dan pengalaman pendidikan tersebut tidaklah membuat Anita enggan untuk berbagi ilmu meskipun pelajarannya masih pada tahapan dasar dasar bahasa asing. Setelah berkenalan dan berbicara beberapa hal dengan bahasa inggris yang fasih, ia berbagi soal quiz berupa 30 soal Tense dan Passive dengan pada tiap orang peserta.
Seorang pelajar bernama Rafa’atul Mahmudah berhasil mencapai poin 96 dengan 1 (satu) kesalahan. Menurut Ulfa, panggilan akrab Rifa’atul Mahmudah, bahwa kesalahan kecil tersebut ia lakukan karena salah membaca perintah soal. Kalimatnya menyatakan untuk memilih kalimat incorrect (salah) tapi ia membaca correct (benar).
Setelah itu, Anita kembali berdialog dalam Bahasa Ingris dengan para pelajar dengan memberikan soal-soal oral (lisan) berbahasa Indonesia yang harus dibuat ke dalam bahasa inggris dimana yang menjawab perlu jeli untuk menempatkan strukturnya karena tidak terdapat perintah pada bentuk apa kalimat passive tersebut dibuat. Dan bagi pelajar, mereka mampu menjawab dengan baik karena sebelumnya telah mendapatkan pelatihan demikian. Sayangnya, tidak semua pelajar mendapatkan kesempatan karena diskusi telah berlangsung lebih dari 2 jam dan telah memasuki jam 10 malam dimana seharusnya sudah harus selesai pada jam 9 malam. Tiap pelajar yang sedang berada di Rumah Belajar akan pulang ke rumahnya masing-masing.
Sebagai penutup, Anita menyampaikan motivasi. Ia menjelaskan bahwa pelajar perlu tahu tujuan bahasa inggris. Lalu, buat pemetaan. Lakukan belajar sesuai hobi, bermain games dan lainnya. Bisa juga mengajar sebagaimana ia lakukan sewaktu masih kuliah di S 1. Jika mau master bahasa inggris, ajarkan pada orang lain. Dan berdiskusi lah dan melatih kepercayaan diri untuk berbicara.
Sementara itu, sebelum acara ditutup, Andi Ayu Cahyani yang merupakan Kepala Bidang Sumber Daya Pariwisata di Dinas Pariwisata Bulukumba menanyakan perlunya sebuah club untuk melatih speaking (bicara) orang-orang dewasa di Bulukumba. Menurutnya usulan ini telah sampaikan pada Mr. Nain di Rumah Belajar dan ia mengharapkan dapat segera terwujud. Anita menanggapi bahwa club demikian memang sangat perlu dibuat. Ia menambahkan, dirinya juga berasal dari Bulukumba dan akan senang hati untuk turut hadir dalam kegiatan club praktek speaking tersebut bila pulang kampung.
Sedangkan peserta bernama Nurailah Islamiyah menyampaikan rasa senangnya pertemuan ini dengan mengatakan, “Thank you so much for your questions and lessons. The questions are really difficult but very fun.” Hal ini langsung ditanggapi oleh Anita melalui support dengan mengatakan, “But you can do and anwer my questions.”
Rencana Pembentukan English Practice Club
Sehari setelah acara, tepatnya Selasa 23 Februari 2021, Andi Ayu Cahyani dan Andi Aryono dari Dinas Pariwisata Bulukumba dan Zulkarnain Patwa dari Rumah Belajar Bersama menindaklanjuti gagasan di atas. Dari hasil pembicaraan tersebut disepakati sebuah group di WA (WhatsAp) bernama English Practice Club dan mengundang berbagai macam rekan yang ingin mengasah kemampuan berbahasa Inggrisnya. Respon peserta group sangat semarak dimana semuanya langsung berkomentar berbahasa inggris. Ena Surtini mengatakan, “This is an honour that you have invited me in this group. I hope this community is a way to increase our ability to speak English more fluently with English meeting activities direct or discuss by zoom meeting.” Sedangkan Adhy Alfayed mengatakan, “We plan a meeting once a week for pronouniciation practice and conversation.” Moci membalas, “Sounds great!” dan seterusnya. Rencana pertemuan akan diadakan minimal sekali dalam seminggu.
Study Club untuk Me-review Pelajaran
Sedangkan beberapa pelajar yang belum meraih nilai maksimal kini telah melakukan 2 kali study club untuk menyelamatkan sesama rekan kelasnya agar mampu lulus ujian dan tidak tereleminasi dari kelas malam di Rumah Belajar Bersama.
Adalah Rifa’atul Mahmudah (Panggilan; Ulfa) dan Nuraila Ilamiyah (Panggilan; Lalla) yang beriniastif membantu teman temannya dengan mengadakan study club mandiri. Kendala yang ditemukan dalam menghadapi soal yaitu:
1. Mengartikan kalimat terlebih dahulu padahal cukup memperhatikan strukturnya.
2. Mereka kaget karena terdapat kalimat passif tanpa objek.
3. Terdapat kalimat passif tanpa preposisi (kata depan) “by”
4. Menentukan perubahan kalimat dari aktif ke passif.
Contoh:
My father is reading a newspaper in the living room.
Pilihan:
A. Newspaper was read by my father.
B. Newspaper was read by my father in the living room.
C. Newspaper is being read by my father in the living room.
D. Newspaper was being read by my father in the living room.
Menurut Ulfa bahwa teman temannya tahu bahwa itu semua pilihan jawaban kalimat tersebut adalah passive namun mereka kebingunan harus memilih yang mana. Seandainya mereka mengerjakan latihan buku Fundamentals of English Grammar karya Betty Scrampfer Azar, tentu akan mudah menjawabnya karena kalimat aktif present progressive tersebut meminta diubah ke kalimat passive pada present progressive juga. Hal ini akan menguatkan pemahaman karena meskipun terdapat soal modal auxilary yang belum dipelajari, pasti bisa dianalisa.
Untungnya 2 kali study club yang baru saja mereka laksanakn telah sangat membantu menyelesaikan permasalahan di atas. Pemantapan dilakukan secara terlulis dan oral (lisan) dan ditanya satu persatu oleh Ulfa dan Lalla hingga benar-benar paham struktur secara tuntas dan sanggup menjawab. Munurut Ulfa, rekan-rekanya kini sudah punya kesiapan untuk menghadapi ujian nantinya namun mereka semua masih perlu juga banyak membaca buku berbahasa inggris untuk minimal menambah kosa kata asing sehingga mereka lebih mengerti makna yang membuatnya tidak mudah “terkecoh” dengan soal.
Zulkarnain Patwa
Staf Rumah Belajar Bersama
Tinggalkan Balasan