Kategori: Program
Program dan mata pelajaran dari Rumah Belajar Bersama
-

Latihan Berdiskusi Dalam Bahasa Inggris, Iccan Dan Pandi
https://www.instagram.com/p/CEOThPEp7IY/?igshid=17nwd4s86jqna
-

Masih TK Sudah Bisa Matematika & Baca Tulis
A.Aura Syakira Talita adalah pelajar Rumah Belajar Bersama (RBB), Meski Masih duduk di bangku Taman Kanak-kanak namun sudah bisa berhitung dan baca tulis.
Dari pantauan guru di RBB, bahwa Adik Aura ini salah satu pelajar yang aktif, walau tidak dituntun ketika ia memasuki kelasnya dan diberi tugas, maka ia akan selalu berusaha menyelesaikannya walau ia sendiri tanpa tuntunan para gurunya,ia akan mengambil tempat tersendiri di ruangan seakan tidak ingin terganggu oleh temannya yang lain.
Kita berharap, Adik Aura terus belajar dengan potensinya yang ingin banyak tahu.
Para pengajar RBB berharap, perang aktif orang tua siswa juga harus lebih membimbing, dan paling penting adalah mengenali karakter dan potensinya, karena pendidikan yang paling penting itu adalah pendidikan dirumah (keluarga).
-

Saatnya Anak SD Praktek Bhs. Inggris dengan Wisatawan
Bulukumba, RBB (22/8)—Andi Alodia Syahda Syakira adalah pelajar kelas 6 di SD 32 Palambarae, Kec. Gantarang. Kedua orang tuanya sangat menyadari bahwa Bahasa Inggris sebagai bekal utama dalam menghadapi tuntutan perubahan zaman di masa akan datang. Untuk itulah, Alo diikutkan kelas Bahasa Inggris.
Pada saat liburan keluarga di Dego-Dego Na Bira (9/8), seorang wisatawan dari Italia berkunjung. Dengan bekal pengetahuan belajar bahasa selama 2 tahun, Alo memberanikan diri menyapa dan berkenalan dengan Mr. Marco. Pembicaraan hangat pun terjadi. Ia menanyakan berbagai hal tentang tempat wisata yang pernah Marco kunjungi di Indonesia, Eropa, dan negara-negara yang pernah dikunjunginya di dunia. Marco melayani semua pertanyaan. Dan karena Alo mengerti pembicaraan, Marco bersemangat menjelaskan satu persatu.
Bahasa Inggris layaknya telah menjadi jendala Alo untuk menambah wawasannya dalam mengenal dunia yang luas ini. Ia pun sering mengekspresikan diri dengan mengatakan, “Wah!” saat Marco menceriterakan dunia bawah laut dan hal-hal yang baru baginya. Ifha Musdalifa yang juga tahu berbahasa Inggris dan hadir di tempat tersebut mengatakan, “Itu pertanda bahwa ia mengerti apa yang bule tersebut bicarakan”. Sebagai bentuk dukungan, “Pengalaman dan praktek seperti ini perlu untuk menambah kepercayaan dirinya”, kata ibu Alo ini.
Saat Marco menanyakan siapa saja orang ramai yang berada di sekelilingnya, anak berumur 11 tahun ini dengan sigap menjelaskan semua orang tersebut adalah keluarganya. Ia menerangkan bahwa ia datang ke sini bersama ibu, ayah, 1 orang saudara laki laki, 2 orang saudara perempuan, dan 4 orang tantenya untuk kunjungan liburan. Marco pun memberikan berbagai pertanyaan yang menarik perhatian dunia anak yang membuat Alo menjawab dengan riang gembira.
Sementara itu, Nain yang juga turut mendidik Alo di Rumah Belajar Bersama mengatakan, “Kemampuan Alo ini adalah hal yang wajar karena ia teratur mengikuti kelas belajar, tekun mengerjakan latihan yang membuatnya paham Basic English. Anak ini pun telah mengerti struktur tense—sangat sedikit anak SD di Indonesia yang menguasainya—yang memudahkannya berbicara dengan benar atau tidak terbalik balik sehingga orang lain cepat mengerti. Inilah yang membantunya untuk tidak perlu menerjemahkan pembiacaraan kata per kata, betapa pun penambahan kosa kata itu penting untuk terus ditingkatkan.”
Ia menambahkan, “Dialog dengan orang asing itu menambah semangat para pelajar. Pelajar pun dapat tahu sejauh mana kemampuan dirinya dalam berbahasa Inggris. Kita pun sebagai pengajar akan lebih tahu hal-hal apa yang kurang dan lebih sehingga kita dapat mengambil langkah yang paling tepat untuk percepatan pencerdasan pelajar tersebut.”
Saat ini Alo bersama rekan rekannya di Rumah Belajar sedang giat-giatnya membaca buku cerita berbahasa Inggris. Tiap pertemuan, mereka diwajibkan tampil di depan kelas untuk mengkisahkan kembali apa yang dipahami dari bacaannya. Menurut Nain, “Kelas tersebut khusus bagi pelajar kategori pre-intermediate.”, tutupnya.
Rumah Belajar Bersama sekarang ini terdapat di 2 kabupaten. Kab. Bulukumba beralamat di Jl. Teratai No. 16, Kecamatan Ujung Bulu. Adapun yang Kab. Bantaeng beralamat di Jl. Sungai Calendu No. 5, Kelurahan Mallilingi.
Zulkarnain Patwa
Staf Rumah Belajar Bersama -

Begini Cara Master AWAL Menuntun Pelajarnya Menghafal Perkalian
Kehidupan Apapun didunia ini pastilah akan selalu dalam perhitungan, tentunya dalam hitungan, Perkalian, pengurangan dan pembagian menjadi hal dasar dalam system’ kerjanya.
Berbagai permasalahan kehidupan bisa kita pecahkan dengan cara berpikir matematis.
Mengingat, matematika mengajarkan seseorang yang mempelajarinya untuk bisa berpikir logis, kritis, analisis, sistematis, dan kreatif.
Inilah yang menjadi salah satu alasan, mengapa matematika selalu dipelajari pada setiap jenjang pendidikan formal
Itulah mengapa Pendidikan akan matematika merupakan hal yang istimewah.Seorang Guru Metematikawan haruslah tangguh dalam menyelami jiwa dan tingkat ukur kwalitas muridnya.
Mister AWAL adalah guru yang hebat, kemampuannya dalam berbagi ilmu kepada muridnya sangat mudah diterima dalam hal pemahaman dan ingatan.
Mister AWAL konsisten dengan metode 40 yang diterapkan di Rumah Belajar Bersama, penerapan metode tersebut bukanlah mudah untuk digunakan karena pendekatan setiap siswa itu berbeda-beda.
Guru Yanga ada Rumah Belajar Bersama (RBB) sepertinya mengerti betul bagaimana memperlakukan murid dengan baik, mengelolah psikologis anak agar senang, dan tidak bosan belajar adalah target awalnya, karena itu merupakan modal dasar untuk anak agar bisa diajak berinteraksi dalam hal apapun, khususnya saat menerima pelajaran yang disajikan kepadanya.
-

Nurmala Usman: Mensukseskan Pendidikan pada Anak-Anak
Bulukumba, RBB (21/8)—Nurmala Usman adalah seorang ibu yang mengikuti pesan bahwa belajar di waktu kecil bagaikan menulis di atas batu. Hal inilah yang ia tiap hari terapkan pada kedua orang anaknya yang masih di bawah 10 tahun.
Karena kebiasaannya memberi perhatian pendidikan yang tinggi di rumah, anak-anaknya sudah lancar membaca sejak kelas 1 SD (Sekolah Dasar). Kemudian, rekannya sewaktu sekolah di Pesantren Babul Khaer bernama Bu Risma yang mengajak agar anak anaknya turut bergabung di Rumah Belajar. “Karena saya tidak sembarang ikutkan anakku, saya lebih dahulu ikuti akunnya di media sosial. Saya cek, ini bagus. Saya pun meminta izin pada suami. Suami meminta agar saya mendidik anak-anak di rumah saja tapi saya berpikir, siapa tahu ada metode lain”, kata Nurmala.
Saat berkunjung, Nurmala melanjutkan, “Kesan pertama saya temukan di Rumah Belajar yaitu cara guru menyapa yang sangat ramah anak-anak saat bertemu guru Baca Tulis, Siti Satriana. Anakku tiba-tiba bilang bahwa dia mau belajar di sini sampai kelas 6”, katanya.
Saat mengikuti perkembangan pelajaran, Nurmala yang juga guru SMK 2 Borong Rappoa Kindang ini melanjutkan, “Di sini lebih fokus karena ada pendekatan langsung ke individu. Karena tiap kelas itu tidak boleh ramai, satu persatu dapat dididik menyelesaikan masalah sehingga anak bisa lebih bisa mandiri. Terdapat cara menghitung di save (disimpan) di kepala. Kini, anakku malah mengajar saya. Anakku biasa berkata, begini kata Bu Siti. Saya tanyakan, Nak, kalau penjumlahan puluhan dan ratusan bagaimana caranya yang naik satu itu? Anakku menjawab, Ibu, 2 disimpan di kepala, 10 di tangan. Contoh 12 – 5 = … jawabnya 10 di tangan, 2 di kepala. Kurangi 5 di tangan. Jadi sisanya 5. Lalu, sisa 5 di tangan tambah 2 di kepala, sama dengan 7”, Kata Nurmala sambil mencontohkan dengan gerakan tangan.
Lebih lanjut ia menjelaskan kemajuan belajar anaknya. Umratul Qadsa yang berumur 8 tahun sudah bisa penjumlahan ratusan. Ia sudah tahu simbol kurang dari, lebih dari dan sama banyak. Perkalian juga sudah paham. Adapun Qiran yang masih 7 tahun, belajar cara menyelesaikan penjumahan bersusun, pengurangan dari buku paket sekolah. Ia telah bisa menyelesaikan penjumlahan sederhana. Guru Siti mampu membuat cara agar soal-soal pelajaran sekolah yang dalam bentuk cerita yang masih sulit dipahami anak anak kelas 1 SD. metode jarimatikanya menarik memudahkan Qiran menyelasaikan tiap soal. Perkenalan dasar perkalian juga diberikan.
Agar anak anak bertambah rajin, “Waktu mau lebaran Idul Adha, libur, saya beritahukan ke Bu Siti agar anak anak diberi banyak PR (Pekerjaan Rumah) supaya waktu yang kosong di rumah bisa terisi. Anak anak diajar bertanggung jawab dengan tugasnya”, terang Nurmala.
“Cara ini memicu semangat belajar anak-anak. Ketika belajar tatap muka tidak ada, ini moment bagus. Kalau sekedar belajar daring di hp, anak anak mengnga mengnga (termangu-mangu) saja. Inisiatif sangat perlu karena saya takut semangat belajar anak hilang karena terlalu banyak bermain”, ungkap Nurmala
Zulkarnain Patwa
Staf Rumah Belajar Bersama -

Sumbangan Barang Bekas untuk Spot Diving Terbaru
Bulukumba, RBB (15/8)—Pernahkah Anda membayangkan barang bekas yang dibuang itu jadi barang berharga? Sebegitu bernilainya, pada saat rapat Panitia Menyambut Hari Pariwisata Dunia membahas tentang material yang dapat diturunkan ke laut, para panitia mengusulkan untuk menyurati BPKD (Badan Pengelola Keuangan Daerah) dan Instansi Non Pemerintah (baca; swasta) di Bulukumba dan sekitarnya agar berkenan menyumbangkan barang bekasnya untuk destinasi spot wisata bawah laut terbaru di Bira. Diskusi yang hangat ini di ruang Kepala SDM (Bidang Sumber Daya Manusia) di Kantor Dinas Pariwisata (Dispar) pada Sabtu, 15 Agustus 2020.
Mendengar pembahasan tersebut, Aslinda menawarkan rangka motor Vespa milik keluarganya yang tidak terpakai lagi. Ia menunjukkan foto barang tersebut dan disenangi oleh seluruh peserta. “Silahkan datang mengambilnya”, kata Linda yang juga pengawai Dispar. Panitia dengan sigap menyanggupi untuk menjemputnya.
Jiad, Ketua Bidang Logistik, menyatakan bahwa bidangnya siap memodifikasi Vespa ini dengan memasang stir dan tempat duduk yang nyaman agar tampak menarik menjadi tempat berfoto bawah laut nantinya. teamnya ini pun akan dibantu oleh rekan rekan SMK 1 Bulukumba—tempat dimana Jiad mengajar.
Adapun Imbang, Ketua Panitia, menegaskan pengharapannya kepada seluruh panitia bergerak aktif mensosialisasikan kegiatan rencana destinasi spot diving ini dan penanaman terumbu karang yang puncak pelaksanaannya pada 27 September 2020. Agar barang bekas terbuang itu lebih berguna, Ia pun meminta agar sosialisasi kegiatan ini dilakukan secara massif (berkelanjutan). Untuk itu, kepada seluruh pembaca yang ingin berpartisipasi, silahkan bergabung, termasuk menyumbang barang bekas Anda untuk diturunkan ke dasar laut.
Zulkarnain Patwa
Pantia Hari Pariwisata Dunia
Anggota Pinisi Diving Club
Staf Rumah Belajar Bersama -

Rumah Belajar & Isu Lingkungan
Isu Lingkungan Memanglah sesuatu yang harus senantiasa kita bicarakan.
Kenapa? karena pada kenyataan keseharian kita sadar atau tidak, kita selalu membuat sampah dari setiap pemakaian kita akan sesuatu, baik itu Sampah Organik yaitu kulit buah-buahan dan lain-lain, begitu juga sampah non Organik, yang biasanya adalah pembungkus makanan, kantong plastik, botol minuman dan sebagainya.Mengapa Penting?
Lingkungan kita haruslah bersih dari segala polusi, karena pada era sekarang ini, makanan instan akan selalu meninggalkan jejak pembungkus, dan itu plastik.
Diberbagai temuan,ber macam penyakit itu muncul dan tumbuh ditengah masyarakat kita yang sebagian besar dikarenakan karena lingkungannya kurang bersih dari sampah, juga masih sangat kurang sadarnya kita akan lingkungan yang steril dari segala sesuatu yang kita konsumsi.Rumah Belajar Bersama hanyalah merupakan wadah belajar yang setidaknya memberikan ruang interaksi pengetahuan yang tidak hanya fokus pada bahasa Inggris, Matematika, namun isu lain juga mesti kita angkat Sebagai referensi adik-adik kita sebagai wacana dasar dalam pikiran mereka akan begitu pentingnya sadar lingkungan.
#RumahBelajarBersama
#IndoOcean
#Pendidikan

