Tubuh dibersihkan dengan air
Jiwa dibersihkan dengan air mata
Akal dibersihkan dengan pengetahuan
Dan jiwa dibersihkan dengan cinta — Imam Ali bin Abi Thalib
Godwin, pelajar kelas 5 di SDN 2 Terang-Terang Bulukumba dinyatakan tamat buku latihan Basic English Grammar (tata bahasa Inggris) yang tebalnya lebih 550 halaman. Menurut Miss Azhmy Ahdar , guru kelas di Rumah Belajar Bersama, perjuangan ini Godwin lalui sekitar empat bulan.
Godwin dengan Campbell dari Amerika Serikat setelah acara diskusi berbahasa Inggris dengan para pelajar Rumah Belajar Bersama pada Mei 2023.
Kemampuan praktek bicara Godwin juga lumayan bagus. Hal ini terlihat dari kebiasaannya berbicara Inggris di kelas. Dan baru baru ini, kita mendatangkan tamu bernama Campbell dari Amerika Serikat. Sebagaimana lainnya, Godwin termasuk anak yang rajin angkat tangan untuk menanyakan berbagai hal yang terlintas dalam pikirannya.
Dengan perasaan bangga, hari ini Jum’at 26 Mei 2023 Godwin menerima kabar bahwa ia berhak masuk ke tahapan pre intermediate dan menerima materi lanjutan pada grammar, speaking dan pronunciation.
Selelah mendapatkan motivasi belajar English, sebagian pelajar foto bareng bersama Campbell termasuk Godwin yang berhasil tampil di depan dengan mengacungkan dua tangan.
Sebagai penyemangat, para guru pun telah menjanjikan bahwa bila Godwin lebih tekun lagi dan berhasil menamatkan buku buku tingkatan Pre intermediate, ia akan mendapatkan pelajaran TOEFL (Test of English as A Foreign Language) preparation.
Sebagaimana anak kecil kebanyakan, Godwin heran dan langsung bertanya, “Apa itu?” Kita terangkan bahwa itu adalah soal soal latihan buat mahasiswa yang mau lanjut S 2 atau sekolah ke luar negeri. Namun ia hanya mengerti bahwa TOEFL itu untuk sekolah ke luar negeri dan berharap bisa masuk kelas tersebut karena ia ternyata ia baru bilang bahwa dirinya bercita-cita sekolah di luar negeri.
Sebelum pulang Godwin menerangkan bahwa setelah ia selesai latihan jawab soal tulis, ia ingin membaca sambil bicara agar kemampuan speaking dan pronunciation-nya berjalan dengan seiring. Itu inisiatif yang bagus.
Anak anak yang lain di Rumah Belajar Bersama juga sedang berjuang dan sebagai bahan inspirasi, kita akan kabarkan kemajuan belajarnya agar energi positif belajar tersebar lebih luas.
Selama bertahun tahun, Lois terbiasa menjawab soal tanpa cakaran. Karena sekolah masih menerapkan soal essay yang membutuhkan cara kerja, kita pun beradaptasi agar semua berjalan normal.
Peraih juara 1 (satu) Olimpiade Matematika Kabupaten pada 2022 dan 2023 dari SDN 2 Terang-Terang ini telah kita perkenankan mempelajari Matematika SMP selama hal itu tidak memberatkan pikirannya.
Banyak pelajar yang berbakat seperti Lois tapi mereka merasa cukup aman saja dengan nilai yang sangat baik di sekolah. Mereka tidak ambil pusing dengan segala macam kejuaraan yang bertebaran di sekelilingnya. Padahal, potensinya sangat besar. Kita punya peluang karena mereka adalah kumpulan para pelajar yang giat dan mampu. Ukurannya jelas, nilai pelajaran Matematika sekolahnya lazim dapat nilai 9 (sembilan) dan 10 (sepuluh).
Para orang tua perlu memotivasi anak anaknya juga agar ikut kompetisi seperti Lois sehingga punya semangat belajar untuk lebih cepat maju, cara pandang dan keilmuannya bertambah luas dengan pesat.
“Hanya dari hati, kamu dapat menyentuh langit.” – Jalaluddin Ar Rumi
Perbedaan yang membuat kita ingin saling mengenal. Ketertarikan untuk saling mengenal kemudian terwujud dengan kehadiran Campbell dari Boston, Massachusetts, Amerika Serikat di Rumah Belajar Bersama (RBB) pada Kamis, 18 Mei 2023.
Kumpulan anak anak yang bergembira dapat bertemu dan berdialo dengan Campbell di halaman Rumah Belajar Bersama
Campbell menyita perhatian karena selain para pelajar Bahasa Inggris terutama anak anak yang hendak praktek bicara langsung dengan native speakers, warna kulit dan rambut Campbell yang berbeda dari orang Indonesia disertai keramah tamahan dalam bergaul menjadikan Campbell terlihat istimewa.
Rifa’atul Mahmudah (baju merah) sebagai moderator dan Campbell sebagai tamu pembicara.
Sesi dialog ini dipandu oleh Rifa’atul Mahmudah, pengajar RBB dan anggota English Practice Club (EPC). pertanyaan anak-anak memang sederhana seperti What is your favourite color? What countries have you visited? What do you think about Indonesia? What is my name? dan sederet pertanyaan lainnya. Berangkat dari kesederhanaan ini penting karena ini adalah tahapan paling mendasar dalam melatih mereka agar punya keberanian dan kepercayaan diri tampil berbicara di depan banyak orang.
Alesha adalah pelajar kelas 2 di SDN 3 Kasimpureng Bulukumba yang paling rajin bertanya kepada Campbell. Sumber foto: Rumah Belajar Bersama.
Selain itu, ada kesan yang mendalam yang tidak terucapkan pada pertemuan itu . Menatap wajah wajah peserta yang terlihat penasaran disertai rasa ingin tahu yang tinggi seakan memberikan tanda bahwa sebenarnya mereka punya banyak hal yang ingin mereka sampaikan. Cuma saja karena sebagian besar baru pertama kali bertemu orang asing, mereka masih terkesan malu-malu menyampaikan perdapatnya meskipun mereka telah punya segudang pertanyaan yang tercatat di buku tulisnya tergenggam baik di tangan.
Campbel yang berada di tengah bersama seluruh rekan rekan pemerhati Bahasa Inggris di Bulukumba.
Hal lain yang patut kita apresiasi adalah adanya ketenangan anak anak yang duduk di atas bangku belajarnya masing-masing mendengarkan dengan senang hati semua penjelasan Campbell. Mereka nanti bisa jadi pembicara yang ulung sebagaimana Campbell berhasil menarik perhatiannya. Ini sejalan dengan pepatah Yunani kuno yang mengatakan bahwa pembicara yang baik itu dimulai dari keinginan untuk mau mendengarkan.
Daya tarik untuk saling mengenal pada pertemuan ini berakhir dengan foto bersama. Ada juga yang foto berdua, selfie dengan Campbell dan lain lainnya. Semua itu adalah kenangan yang akan menjadi cerita tentang perjalanan dunia belajar berbahasa Inggris.
Setelah acara, pengakuan Campbell, “Faiha is brilliant.” (Terjemahan bebas: Faiha cerdas luar biasa). Hal ini karena saat sesi diskusi Faiha berumur tujuh tahun alias kelas satu SDN (Sekolah Dasar Negeri) 2 Terang Terang Bulukumba melakukan hal yang tidak diucapkan kebanyakan orang seperti menanyakan nama siapa yang jadi pembicara ataupun memperkenalkan dirinya. Ia malah menguji Campbell. Faiha bertanya, “Do you know my name? (Apakah Anda tahu namaku?)” Campbell kaget dan tersenyum menatap Faiha dan orang orang pun berkata bahwa itu adalah Faiha. Faiha mengaku bahwa ia sendiri berpikir yang membuat pertanyaan tersebut karena guru-guru tidak pernah mengajarkan demikian.
Moment berharga ketika Faiha bertanya, “Do you know my name?” kepada Miss Campbell di Rumah Belajar Bersama.
Nama Faiha pun dengan segera melekat di pikiran Campbell dan memberikan pujian “brilliant” setelah acara diskusi tanpa sepengetahuan Faiha. Amma dari Dego Dego Na Bira dan penulis yang diajak membahas tentang ini.
Untuk gerakan pencerdasan selanjutnya, biarlah ibunya Faiha Nino Ashari yang menyampaikannya sebagai bahan motivasi dan inspirasi. Hal terakhir yang Faiha minta sebelum berpisah dengan Campbell adalah berfoto kenangan pertama kali berbicara Inggris dengan tamu mancanegara.
Faiha hanyalah salah satu contoh dari sekian banyak anak-anak Indonesia dan anak anak dunia yang punya potensi besar untuk berkembang. Tugas kita sebagai pendidik adalah membukakan ruang dan lingkungan belajar yang seluas-luasnya agar tiap anak itu dapat tumbuh sesuai dengan minat dan bakatnya.
Dalam bentangan sejarah, terdapat pelajaran berharga terhadap jatuh bangunnya suatu peradaban. Kita mengajak pelajar untuk membaca dan memahami tanda tanda tersebut.
Sadar atau tidak, anak anak ini sedang membangun sebuah peradaban. Namanya peradaban intelektual.
Juara satu Olimpiade Matematika Bulukumba selama 2 tahun dari SDN (Sekolah Dasar Negeri) 2 Terang-Terang Bulukumba ini telah kita persiapkan untuk berkompetisi tingkat Sulawesi Selatan. Ia telah berkaca dari pengalaman tahun lalu ketika lolos sampai tingkat Provinsi Sulawesi Selatan saja.
Sebagai persiapan yang matang, jauh sebelum kompetisi tingkat lokal 2023, beragam soal soal Olimpiade Matematika tingkat Provinsi dan Nasional telah ia kerjakan. Itu berarti ia telah siap untuk kompetisi yang lebih besar dengan menargetkan diri lolos pada tiap tantangan
Tapi tiba tiba ia mendapatkan kabar bahwa Bulukumba terlambat mendapatkan informasi sehingga namanya tidak sempat terdaftar.
Ia memang tidak banyak bicara namun wajah kekecewaan mendalam tidak dapat tersembunyikan karena hal demikian terpancar dari wajahnya.
Waktu terus berjalan. Hadapilah dengan optimisme. Banyak kejuaraan besar menanti dirimu. Dengan perjuangan belajarmu yang tak kenal lelah, suatu saat kamu berada di tempat yang layak dimana orang orang akan memberikan perhatian sesuai dengan tugasnya.
Bersabarlah! Tuhan itu maha mendengar dan tahu siapa hamba-Nya yang bersungguh sungguh. That’s all
Aufa Patwa pelajar MAN ICG (Madrasah Alyah Negeri Insan Cendekia Gorontalo) ini bercerita bahwa ia hanya punya waktu tidur sekitar lima jam sehari. Penulis mengatakan padanya, “Aufa bersyukur saja dapat jatah lima jam karena Pak Habibie yang merancang sekolah super unggulan tersebut hanya punya waktu tidur tiga sampai empat jam sehari.”
Sekitar delapan tahun yang lalu, penulis sempat berkunjung ke sekolah tersebut dan berdiskusi banyak dengan guru yang melayani. Guru ICG menjelaskan pelajar kelas 2 (istilah sekarang kelas 11) sudah mempelajari soal soal persiapan masuk kuliah. Dan karena ini MAN, lima Juz hapalan Qur’an mengikuti (aturan sekarang tiga juz). Pendeknya, Iptek dan Imtaq (Ilmu pengetahuan dan teknologi dan iman dan taqwa) sebagaimana istilah yang dipopulerkan oleh Habibie.
Sebagaimana kita tahu, banyak pesantren pesantren mencetak generasi muda mudi yang paham agama namun kekurangan dalam ilmu pasti. Habibie berhasil mengkombinasikan kedua hal tersebut sehingga generasi sekarang tidak kebingungan dan mampu menghadapi perkembangan teknologi. Mereka malahan terlibat aktif di dalamnya. Dan bekal agama yang akan membuat mereka tidak akan menggunakan ilmu pengetahuannya pada hal hal yang dilarang oleh ajaran agama.
Kembali ke Aufa
Aufa beroleh liburan yang cukup menggembirakan dengan jalan jalan semasa liburan lebaran. Menjelang waktu liburannya habis, ia pun menanyakan rujukan buku buku Bahasa Inggris yang penting untuk ia pelajari. Penulis langsung teringat perkataan orang tuanya bahwa anaknya punya cita cita yang tinggi dengan berusaha kuliah di Harvard University, Amerika Serikat. Ini adalah salah satu kampus terbaik di dunia. Ayahnya Saiful Patwa yang jago matematika itu mengiyakan meskipun dalam hati berpikir berapa duit yang harus ia keluarkan untuk mendukung harapan besar anaknya itu. Penulis langsung bilang bahwa Aufa itu cukup cerdas Ia tentu akan mencari beasiswa.
Penulis menghadiahkan beragam buku mulai basic hingga advance termasuk cara cara yang harus ia kerjakan saat berada di ICG. Ini suatu masalah juga. Waktu istirahatnya di ICG kan sempit. Bagaimana Aufa mengatur waktu untuk belajar English secara mandiri. Tapi biarlah, ia saja yang atur.
Saat saat berbagi ilmu Bahasa Inggris, Aufa termasuk pelajar yang cukup cepat memahami grammar (Tata Bahasa). Logika berpikirnya lumayan bagus lah. Mungkin ia dipengaruhi dari kebiasaan berhitung. Ia pun punya cara tersendiri untuk menulis dan memetakan apa yang dipelajari. Dan mengenai kemampuan berbicara, itu tidaklah sulit. Ia bisa berbicara dengan lancar. Ia cukup perlu saja banyak banyak membaca literatur sederhana dalam Bahasa Inggris.
Kesan positif penulis yaitu Aufa sedang menuju pada kegemaran belajar karena waktu yang seharusnya ia pergunakan untuk liburan atau tidur sepuas puasnya masih ia sempatkan untuk belajar. Senanglah hati melihat pelajar yang beranjak dewasa ini mencintai ilmu. Tentu banyak pelajar di luar sana melakukan hal yang sama. Semoga!