Sekitar delapan tahun yang lalu, penulis sempat berkunjung ke sekolah tersebut dan berdiskusi banyak dengan guru yang melayani. Guru ICG menjelaskan pelajar kelas 2 (istilah sekarang kelas 11) sudah mempelajari soal soal persiapan masuk kuliah. Dan karena ini MAN, lima Juz hapalan Qur’an mengikuti (aturan sekarang tiga juz). Pendeknya, Iptek dan Imtaq (Ilmu pengetahuan dan teknologi dan iman dan taqwa) sebagaimana istilah yang dipopulerkan oleh Habibie.
Sebagaimana kita tahu, banyak pesantren pesantren mencetak generasi muda mudi yang paham agama namun kekurangan dalam ilmu pasti. Habibie berhasil mengkombinasikan kedua hal tersebut sehingga generasi sekarang tidak kebingungan dan mampu menghadapi perkembangan teknologi. Mereka malahan terlibat aktif di dalamnya. Dan bekal agama yang akan membuat mereka tidak akan menggunakan ilmu pengetahuannya pada hal hal yang dilarang oleh ajaran agama.
Kembali ke Aufa
Aufa beroleh liburan yang cukup menggembirakan dengan jalan jalan semasa liburan lebaran. Menjelang waktu liburannya habis, ia pun menanyakan rujukan buku buku Bahasa Inggris yang penting untuk ia pelajari. Penulis langsung teringat perkataan orang tuanya bahwa anaknya punya cita cita yang tinggi dengan berusaha kuliah di Harvard University, Amerika Serikat. Ini adalah salah satu kampus terbaik di dunia. Ayahnya Saiful Patwa yang jago matematika itu mengiyakan meskipun dalam hati berpikir berapa duit yang harus ia keluarkan untuk mendukung harapan besar anaknya itu. Penulis langsung bilang bahwa Aufa itu cukup cerdas Ia tentu akan mencari beasiswa.
Penulis menghadiahkan beragam buku mulai basic hingga advance termasuk cara cara yang harus ia kerjakan saat berada di ICG. Ini suatu masalah juga. Waktu istirahatnya di ICG kan sempit. Bagaimana Aufa mengatur waktu untuk belajar English secara mandiri. Tapi biarlah, ia saja yang atur.
Saat saat berbagi ilmu Bahasa Inggris, Aufa termasuk pelajar yang cukup cepat memahami grammar (Tata Bahasa). Logika berpikirnya lumayan bagus lah. Mungkin ia dipengaruhi dari kebiasaan berhitung. Ia pun punya cara tersendiri untuk menulis dan memetakan apa yang dipelajari. Dan mengenai kemampuan berbicara, itu tidaklah sulit. Ia bisa berbicara dengan lancar. Ia cukup perlu saja banyak banyak membaca literatur sederhana dalam Bahasa Inggris.
Kesan positif penulis yaitu Aufa sedang menuju pada kegemaran belajar karena waktu yang seharusnya ia pergunakan untuk liburan atau tidur sepuas puasnya masih ia sempatkan untuk belajar. Senanglah hati melihat pelajar yang beranjak dewasa ini mencintai ilmu. Tentu banyak pelajar di luar sana melakukan hal yang sama. Semoga!
Zulkarnain Patwa
Pengajar Rumah Belajar Bersama
Tinggalkan Balasan