Kategori: Program

Program dan mata pelajaran dari Rumah Belajar Bersama

  • Kilasan INKADO Luwu Timur Jadi Perguruan Karate Bergengsi di Sul Sel

    Kilasan INKADO Luwu Timur Jadi Perguruan Karate Bergengsi di Sul Sel

    Rekan rekan perguruan karate INKADO (Institut Karate-Do Indonesia);Luwu Timur (Lutim) ini punya daya saing yang bagus. Perkenalan dengan suasana akrab mulai terjalin baik sejak Desember 2024 saat team INKAI (Institut Karate-Do Indonesia) Sulawesi Selatan (Sul Sel) langsung dipimpin oleh Ir. Abdul Djalil Razak, Ketua INKAI Sul Sel dimana penulis bertugas sebagai Manager INKAI Sul Sel bertandang ke kejuaraan yang mereka adakan di Bumi Batara Guru, Sorowako, Lutim, Sulawesi Selatan. Sekedar info saja, perjalanan dari Makassar ke Lutim itu sekitar 24 jam dengan naik bus.

    Waktu itu, kekuatan atlet Lutim terlihat sedang tumbuh disertai semangat bertanding yang tinggi. Dan INKAI Sul Sel tetap tidak menganggap remeh tuan rumah dengan tetap menurunkan sebagian besar atlet terbaiknya yang telah punya segudang pengalaman pada kejuaraan besar untuk menambah pengalaman tanding pada kunjungan daerah terjauh di Sul Sel. Hasilnya, INKAI Sul Sel untuk merebut juara Umum 1. INKADO Lutim berada pada posisi Juara Umum 2.

    Betapa mengejutkan, pada kejuaraan Kemenpora RI pada Nopember 2025 di GOR Sudiang, Sulawesi Selatan, INKADO Lutim tiba tiba berhasil merebut Juara Umum 3. Kali ia memang dua tingkat dari INKAI Sul Sel yang meraih Juara Umum 1 dimana kejuaraan sebelumnya ia berada di bawah satu tingkat saja. Tapi ini lebih berarti karena kejuaraan ini yang jauh lebih bergengsi dimana para atlet berbakat nan handal dari berbagai macam penjuru turun berlaga. Kita tahu bahwa tidakkah mudah bagi sebuah perguruan tiba tiba muncul sebagai juara, capaian kejuaraan terbaik bagi INKADO Lutim pasca teror Covid 19.

    Mari kita cek capaian medali dari rilis resmi pada ranking medals Piala Menpora RI, 2025.

    Juara Umum 1, INKAI Sul Sel
    25 Emas, 26 Perak, 13 Perunggu

    Juara Umum 2, Kodam XIV Hasanuddin
    16 Emas, 11 Perak, 12 Perunggu

    Juara Umum 3, INKADO Lutim
    11 Emas, 5 Perak, 18 Perunggu

    Dari sebaran media sosial, penulis tahu bahwa setelah menjadi tuan rumah kejuaraan pada 2024 itu, INKADO Lutim lebih aktif lagi melaksanakan latihan. Beberapa teknik gerakan sebaran video karatenya pun telah berubah dan lebih baik dari yang sebelumnya. Menyaksikan perkembangannya, hemat penulis ini bukanlah hal tiba tiba tapi hal wajar ia mampu merebut posisi ketiga. Seperti yang lazim disebut orang, usaha itu tidak mengkhianati hasil.

    Dalam kejuaraan, tiap perguruan saling berkompetisi untuk meraih juara tapi hubungan yang baik mestilah harus selalu terjalin sebagaimana yang kita lakukan. Selamat ya buat INKADO Lutim. Anda telah turut berhasil menyita perhatian dan masuk bagian dari perguruan karate yang diperhitungkan karena membuktikan telah meraih Juara Umum di kejuaraan yang bergengsi di Indonesia.

    Zulkarnain Patwa
    * Humas INKAI Sulawesi Selatan
    * Pelatih INKAI Bulukumba
    * Pengajar Bahasa Inggris di RumahBelajar Bersama

  • Kunci Kemajuan Bahasa Inggris

    Kunci Kemajuan Bahasa Inggris

    Muchtar Ali Yusuf, Bupati Bulukumba di Sulawesi Selatan, memberikan Piagam Penghargaan kepada Rumah Belajar Bersama (RBB) atas dedikasi RBB dalam jangka waktu yang panjang konsisten mengembangkan literasi di Bulukumba pada peresmian Bunda Leterasi dan sekaligus peresmian gedung perpustakaan terbaru dari Dinas Kearsipan Dan Perpustakaan Daerah Bulukumba.

    Ini adalah pertama kali penulis sempat menyapa Pak Bupati yang dikenal bisa berbahasa asing dan sering mengunjungi berbagai macam negara. Hal ini lazim kita ketahui karena pidatonya sering kali menyebut negeri negeri jauh yang ia percaya dapat dijadikan contoh yang baik untuk memajukan perekonomian Bulukumba.

    Karena titik perhatian penulis pada pendidikan untuk memajukan daerah, tentu beberapa gagasan tersampaikan semisal pentingnya kwalitas pendidikan Bahasa Inggris buat pelajar SD (Sekolah Dasar) ditekankan, bukan hanya sebatas slogan bahwa anak SD wajib berbahasa Inggris setiap hari Rabu di sekolah. Yang paling utama adalah kwalitas guru bahasa Inggris yang benar-benar berkompetisi unggul. Bila di SD kacau, hampir dapat dipastikan, Bahasa Inggris di SMP, SMA dan Universitas juga turut berantakan. Tidak ada yang bisa dibangun bila tidak punya fondasi. Ini seperti yang dialami oleh kebanyakan pelajar Indonesia sebelum diterapkannya Bahasa Inggris di SD.

    Perbaikan Bahasa Inggris di SD adalah kunci keberhasilan. Terlebih peluangnya besar karena Bulukumba dengan segala kekayaan wisatanya yang mendunia adalah salah satu pusat perhatian dan kunjungan wisata mancanegara di Sulawesi Selatan dimana para wisatawan tersebut dapat dimanfaatkan untuk praktek lapangan secara langsung. Kita semua tahu bahwa banyak turis bertebaran di daerah kita tapi siapa yang pernah merancang memberdayakan dengan tepat sasaran untuk menambah khazanah intelektual para pelajar sekolah dan pemuda pemudi kita?

    Gagasan ini dengan sepenuh hati kami sampaikan agar dampak pencerdasan tersebut punya jangkauan lebih luas dibandingkan apa yang telah dan terus dikerjakan oleh RBB selama ini mengingat Pemerintah Daerah punya kebijakan dan doi (uang) untuk mempercepat perubahan. Dan satu hal penting lagi, sebagaimana Kampung Inggris di Kediri, Jawa Timur ataupun bangsa bangsa lain yang telah maju, kita harus siap berinvestasi untuk mengedepankan kwalitas pekerjaan yang benar benar berbobot agar hasilnya tidak sekedar aman di atas lembaran kertas laporan tapi juga manusia yang dikelola punya hasil yang mampuni yang siap mengisi dan membuka lapangan pekerjaan nantinya.

    Terakhir, kami tidak pernah berpikir untuk mendapatkan Piagam Penghargaan namun kami sangat menghargai cara kerja yang benar dari Perpustakaan Daerah Bulukumba dalam mendeteksi pegiat Literasi Bulukumba yang punya kerja konsisten dimana ternyata di dalamnya ada juga nama RBB. Karena Anda, pertemuan sejenak dengan Pak Bupati dan beberapa pejabat daerah untuk menyampaikan saran yang berharga pun dapat terlaksana.

    Zulkarnain Patwa
    * Pemerhati Pendidikan

  • Akrab karena Bahasa Inggris

    Akrab karena Bahasa Inggris

    Ayla mendapat kunjungan dari Maurizio dari Italia untuk praktek Bahasa Inggris. Kontan saja, setelah kenalan, Ayla bertanya “How old are you?” Sebuah pernyataan yang dianggap tidak sopan menanyakan umur. Tapi karena melihat Ayla dengan wajah ceria, Mariozio tanpa sungkan menjawab bahwa umurnya 67 tahun. Ayla lalu “maggolla” (memuji), “You look young. I think you are 40 years old.” (Saya pikir 40 tahun). Keduanya tertawa.

    Sejurus kemudian, Ayla bertanya lagi, “Do you have Instagram (IG)?”. Maurizio kaget lagi dan tersenyum. Setelah saling tukar IG, di sini Ayla tahu bahwa Maurizio seorang ahli desain kapal modern yang sering berkeliling dunia.

    Ayla tidak berhenti menanyakan kehidupan pribadi Bapak ini. “Do you have a wife, children? (Apakah Anda punya istri, anak?) Hal hal pribadi lainya pun ditanya terus. Maurizio tidak merasa terusik dan dengan senang hati dan penuh menjelaskan panjang lebar tentang kehidupan keluarganya.

    Maurizio lalu bertanya, “Do you understand?” (Apakah Anda mengerti?” Alya dengan wajah lugu bilang, “No.” (Tidak)😀. Ayla kemudian meminta Maurizio untuk bicara agak perlahan. Cerita kembali diulang dan barulah Ayla paham.

    Bagi dunia anak, pertanyaan pertanyaan tabu kepada orang asing itu menyenangkan. Orang seperti Ayla sama sekali tidak peduli betapa pun telah diingatkan bahwa sebaiknya tidak menanyakan hal hal seperti di atas saat pertama kali bertemu. Ayla enjoys aja.

    Dan orang asing yang terdidik seperti Maurizio tahu betul bahwa Ayla sedang berusaha menyampaikan pertanyaan apapun yang terbetik di hatinya. Dan karena sama sama mengeluarkan energi positif, mereka jadi akrab.

    Selamat terus belajar Ayla. Bukalah jendela dunia dengan Bahasa Inggris dan ilmu pengetahuan lainnya.

    Terima kasih banyak Om Aris Irfan di Villa Malomo Bira yang membantu sehingga diskusi dengan nuansa pendidikan ini dapat terlaksana. Sukses selalu buat Villa Malomo.

    Foto pada November 2022

    Zulkarnain Patwa

  • Impossible to Possible

    Impossible to Possible

    We will never forget when the first time we taught this little girl. Two years ago, Faika won a Karate Championship in Gowa District, South Sulawesi. A consequence for this, she got a scholarship for three months studying at Rumah Belajar Bersama.

    At that time, Faika chose to join English class eventhough she still couldn’t read well. ‘Why does Faika not want to take Math class?’, a question to Nurlaelah, Faika’s mother. Without hesitation, her mother simply answered, ‘She wants English.’ It was a hard decision to accept because we knew that Faika still needed to learn to read and write in Indonesian before reading and writing in English.

    Because we didn’t want to make Faika disappointed, we let her come together with all of her friends who got medals. It was the first time we taught English without books in order to make Faika enjoy the class. We just talked simple words, singing and playing games. It was all about.

    After a month, Faika felt bored with the lessons and suddently asked us to write English words, phrases and sentences on the board. It was a big surprised for us because a kid who was still learning to read and write in Indonesian wanted something more in English. You know, what? Faika could write all the teacher’s writings on her notebook.

    From this experience, we were not only just very happy but also very proud of her. Something that we imagined was impossible is possible.

    Zulkarnain Patwa

  • Sempurna pada Ujian Perkalian dan Pembagian

    Sempurna pada Ujian Perkalian dan Pembagian

    Izzatunnisa pelajar kelas tiga SD ini turut dinyatakan lulus ujian tulis pada Perkalian dan Pembagian dengan nilai sempurna, seratus. Hal ini karena ia melihat seorang pelajar bernama Faizah yang lebih dahulu ujian dan memperoleh nilai seratus juga.

    Nisa anak yang berhasil meningkatkan kwalitas belajarnya dengan sistem kompetisi. Bila ia melihat rekannya pintar, ia juga ingin punya kemampuan yang sama dan bahkan melebihi orang yang ia anggap pintar. Tak heran, ia selalu mengajak rekan kelasnya yang ia anggap pintar untuk berlomba menjawab soal-soal secara lisan. Dan dalam berbagai macam lomba informal tersebut, Nisa lebih sering juara 1.

    Pengembangan cara belajar dengan sistem kompetisi memang menguatkan mental dan memperteguh daya juang. Kelemahan yang biasa muncul, anak akan mudah menganggap remeh orang lain yang berada di bawah kemampuannya. Oleh karena itu, Nisa selalu kita ingatkan untuk membantu rekan kelasnya yang kewalahan memahami pelajaran dengan cara memberitahu cara menjawab soal, bukan langsung pada jawaban sehingga tercipta komunikasi yang akrab yang membuat Nisa peduli pada orang yang ada di lingkungan belajarnya.

    Mengenai pelajaran sekolah, Nisa banyak dididik oleh Suci Rahmayani Masdah, guru utamanya pada kelas Matematika di Rumah Belajar Bersama. Pelajarannya Miss Uci menekankan untuk terlebih dahulu menuntaskan semua materi yang diberikan untuk mendapatkan waktu keluar main. Dan Nisa dengan senang hati mengikuti nasehat gurunya. Nisa telah terbiasa mengerjakan soal soal Matematika yang belum dipejari di sekolahnya. Tak mengherankan bila Nisa selalu berpendapat bahwa pelajaran sekolah itu gampang yang ia buktikan dengam sering mendapatkan nilai seratus. Dan bila ia kebanyakan bermain, ia selalu mengatakan bahwa ia sudah mengerjakan semua soal yang diberikan Miss Uci.

    Sekarang ini, untuk membuat Nisa lebih bersemangat belajar, ia perlu tantangan. Selain menuntaskan Matematika sekolah sesuai tingkat kelasnya, Nisa akan mendapatkan soal yang erat kaitannya dengan aritmatika (tambah, kurang, kali dan bagi) lanjutan yang bentuk soalnya mengasah ketelitian, kecepatan dan ketelitian berpikir.

    Semua in akan kita tekankan dalam waktu dekat. Ujian lisan pada Perkalian dan Pembagian akan dihadapi Nisa sebagai konsekuensi lulus ujian tulis. Dari sini, kita akan dapat mengukur sejauh mana kemampuannya dan akan memberikan soal soal lanjutan yang sesuai dengan perkembangan otaknya.

    Zulkarnain Patwa
    * Pemerhati Pendidikan

  • Bahasa Inggris untuk Kita

    Bahasa Inggris untuk Kita

    Oleh : Taufiqurrahman Muslim

    ‎Era globalisasi sekarang, Bahasa Inggris berperan penting sebagai bahasa internasional. Hampir semua bidang kehidupan, seperti pendidikan, teknologi, dan komunikasi, memakai Bahasa Inggris sebagai sarana utama.

    Bagi saya, alasan belajar Bahasa Inggris tidak hanya demi kepentingan pribadi atau karier, tetapi juga agar bisa memberikan manfaat bagi masyarakat, terutama masyarakat kampung halaman saya di Desa Tanah Towa, Kecamatan Kajang, Kabupaten Bulukumba.

    ‎Saat ini, saya masih belajar Bahasa Inggris di Rumah Belajar Bersama (RBB), sebuah tempat belajar yang menyediakan ruang bagi siapa saja yang ingin meningkatkan kemampuan bahasa dan pengetahuan.

     

    Di RBB, saya belajar berbagai hal seperti tata bahasa, cara mengucapkan kata, dan kosa-kata. Selain itu, saya juga belajar nilai-nilai penting seperti saling membantu, serta semangat untuk terus belajar dan berkembang. Lingkungan belajar yang positif di RBB membuat saya semakin termotivasi untuk terus memperbaiki kemampuan berbahasa Inggris.

    ‎Belajar bahasa Inggris bukanlah hal yang mudah. Ada banyak rintangan, seperti kesulitan mengerti cara menyusun kalimat dan rasa gugup saat berbicara. Namun, setiap tantangan mengajarkan saya pentingnya sabar dan terus belajar. Saya tahu bahwa belajar bahasa tidak hanya tentang menghafal teori, tetapi juga tentang berani mencoba dan tidak takut salah. Dari proses itu, saya belajar bahwa setiap langkah kecil yang dilakukan dengan tekun pasti akan mendatangkan hasil.

     

    ‎Bahasa Inggris memberi banyak peluang baru. Jika seseorang bisa menguasainya, dia bisa mengetahui informasi dari berbagai belahan dunia, memahami perkembangan ilmu pengetahuan, dan memperluas pengetahuan. Bagi saya, manfaat terbesar dari kemampuan ini adalah kesempatan untuk memberi tahu orang-orang di kampung halaman tentang ilmu yang saya ketahui. Saya ingin suatu hari nanti bisa mengajar anak-anak di Desa Tanah Towa, agar mereka juga bisa belajar Bahasa Inggris seperti yang saya alami di RBB.

    ‎Desa Tanah Towa terkenal sebagai desa yang memiliki budaya dan keunikan wisata. Di sini tinggal masyarakat adat Kajang yang menghargai nilai kesederhanaan serta kearifan lokal mereka. Budaya yang dimiliki oleh masyarakat setempat membuat desa ini menarik perhatian banyak wisatawan, termasuk dari luar negeri. Karena banyak wisatawan asing yang berkunjung, kemampuan berbahasa Inggris menjadi sangat penting, terutama untuk berkomunikasi dengan orang asing. Banyak wisatawan membutuhkan bantuan penerjemah, dan hal ini memberi kesempatan bagi warga lokal untuk lebih aktif dalam memperkenalkan budaya Kajang kepada dunia.

    ‎Dengan berbahasa Inggris, masyarakat Desa Tanah Towa bisa bantu wisatawan paham adat istiadat, mempromosikan produk kerajinan lokal, serta memperkuat citra desa sebagai tempat wisata budaya. Di sini saya sadari bahwa belajar Bahasa Inggris punya arti sosial yang besar, tidak hanya untuk perkembangan pribadi, tetapi juga untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan melestarikan budaya setempat.

    ‎Akhirnya, saya menyadari bahwa menguasai Bahasa Inggris bukanlah tujuan akhir, melainkan awal dari sebuah perjuangan. Ilmu yang saya pelajari di Rumah Belajar Bersama menjadi bekal berharga untuk berkontribusi bagi desa kelahiran saya. Saya yakin, meskipun ilmu yang dimiliki sangat kecil, nilainya akan besar jika digunakan untuk kebaikan dan kemajuan bersama. Dengan Bahasa Inggris, saya berharap dapat membawa nama Desa Tanah Towa, Kecamatan Kajang, Kabupaten Bulukumba, ke kancah nasional bahkan internasional.

    ‎

  • Kamus Pinisi

    Kamus Pinisi

    Pak Rusli adalah orang yang turut punya peranan besar hingga Pinisi dikenal lebih luas dengan keterlibatannya pada pelayaran Pinisi 11.000 mil laut dinakhodai Kapten Gita Ardjakusuma ke Vancouver, Kanada pada 1986. Wajahnya masih terlihat segar bugar, tetap aktif dalam pembuatan layar Pinisi dan sesekali aktif berlayar dengan angin di Pinisi Perla Anugerah Ilahi.

    Kehadiran Prof. Antonia Soriente sebagai seorang dosen senior di Universitas Orientale di Neplas, Italia yang saat ini konsentrasi menulis kamus Bahasa Konjo terkhusus pada segala macam penyebutan istilah di Pinisi menjadi berharga dalam menguak kekayaan pengetahuan Pinisi. Ini adalah bagian dari penyelamatan Bahasa Konjo klasik yang hampir punah karena istilah-istilah tersebut jarang digunakan dalam kehidupan sehari-hari oleh penutur orang Konjo sekali pun. Di samping itu, buku ini menembus batas karena orang orang dari berbagai macam latar belakang dapat mempelajarinya dimana mereka berada.

    Dalam beberapa pelatihan pelayaran Pinisi, orang luar yang ikut pelatihan cenderung kelimpungan mengenal kosa kata tersebut. Betapa tidak, ketika kita berada di tengah laut, Pak Horst Liebner, sang kapten di Pinisi Perla Anugerah Ilahi, tidak pernah memerintahkan pergeseran layar dalam Bahasa Inggris, Jerman atau Indonesia. Semua kembali ke asalnya, bahasa Konjo. Kalau para crew tidak mengerti, pastilah pening kepala untuk bertindak. Ini bukan karena tidak mau bekerja tapi tidak tahu mau berbuat apa.

    Beruntung, ibu Antonia telah beberapa kali mengadakan kunjungan ke Tanah Beru di Kab. Bulukumba Sulawesi Selatan untuk menghimpun data terpenting guna menuntaskan kamus Konjo tersebut dan Pak Rusli adalah salah satu rujukan penting yang ia temui. Pak Rusli pun selalu menyambut dengan hangat karena kehidupannya memang erat kaitannya dengan Pinisi, tidak kehabisan bahan menerangkan tentang tali temali, layar yang merupakan pekerjaannya membuat dan memasang dan dan segala hal istilah Pinisi. Betapapun ia kini lebih sering bertemu dengan Pinisi bermesin, ia tidak lupa tentang Pinisi klasik karena dirinya masih bagian dari crew Pinisi Perla Anugerah Ilahi, satu satunya perahu layar Pinisi tanpa mesin. Wajar bila otaknya masih segar menjelaskan.

    Kita berharap kamus pertama Pinisi tersebut dapat segera selesai dan dinikmati oleh generasi penerus sehingga pewarisan dan kekayaan pengetahuan yang tersembunyi di balik Pinisi itu dapat dikenal dan dicintai oleh generasi penerus kita. Dengan demikian, pelayaran ke Vancouver di Kanada yang pernah dilakukan oleh Pak Rusli dkk dapat ditindaklanjuti oleh anak muda mudi sekarang mengarungi samudra luas, negeri negeri terjauh. Siapa yang tahu tapi semoga!

    Sekian dulu. Nanti dilanjutkan lagi tulisannya karena saat ini saya ada tugas mengajar 😉

    Zulkarnain Patwa
    * Penulis Bebas

  • Curiosity

    Curiosity

    Curiosity influences you to be smarter and clever than before. And because of that, long life education is in your hand.

    Picture taken at English Class.
    August 15, 2025.

  • Waktu

    Waktu

    Nabila Alamanda alias Ayla sang juara Pidato Bahasa Inggris se kabupaten Bantaeng tingkat SMP/MTs ini dan juara karate semasa SD di Bulukumba ini mengisi liburan sekolahnya dengan belajar Bahasa Inggris, Matematika dan kembali mengaktifkan diri latihan karate di INKAI Institut Karate Do Indonesia) Kodim Bulukumba, Sulawesi Selatan, Indonesia

    Para pelajar dan pemuda kita punya kesempatan untuk bersaing dan berprestasi dengan jalan mengarahkan mereka pada pengembangan minat dan bakatnya. Ketika mereka aktif dalam dunia ilmu pengetahuan, bukan berarti hobby dalam olahraga tidak bisa berkembang. Itu semua tergantung bagaimana kita mengatur waktu agar semuanya dapat berjalan seiring, tidak saling bertentangan. Pada tahap mereka telah menyenangi aktivitas yang sedang digelutinya, mereka sendiri akan mengatur jadwal kegiatannya yang membuat waktunya tidak terbuang percuma.

    Dengan demikian, kita dapat memproduksi generasi penerus yang punya kwalitas handal dalam menjalani dan menghadapi tantangan kehidupan yang serba kompleks ini.

    Zulkarnain Patwa

    Tulisan ini pertama terbit di Facebook pada 4 Juni 2025

  • Talented Student

    Talented Student

    One of the new comers has a good capability in reading. Her pronunciation grows faster just in one month. She has also finished her basic book and now she is learning to understand passages and answer questions in every passage.

    Her name is Adeeva Syaqila Zulfikar, Kelas 4 di SD 230 Palambarae, Bulukumba District, South Sulawesi Province, Indonesia.