Kelelahan latihan panjang bela diri karate di malam hari tidaklah mesti membuat saya malas bangun pagi. Aris Irfan mengajak saya menemaninya untuk menjemput seorang tamunya jam 08.00 pagi di kawasan wisata Bira yang mau ke Airport Sultan Hasanuddin di Makassar. Saya pun selalu bersemangat bertemu dengan orang orang baru melihat jendela dunia yang luas berdasarkan obrolan dengan orang asing yang punya wawasan tanpa saya harus menginjakkan negeri orang.

Wah, sungguh menarik. Di Bira kami bertemu dengan seorang gadis muda periang yang ternyata liburan bers0ama ayah dan ibunya. Kami sempat saling bercerita sejenak dengan keluarga yang terlihat berbahagia liburan di Indonesia itu. Hal itu kami lihat dari cara berkomunikasinya sesama keluarga yang memancarkan energi positif dengan menyaksikan bagaimana gadis itu pamit kepada kedua orang tuanya.

Setelah berada di mobil, Tessa memberitahukan bahwa dirinya mahasiswi yang sedang memperoleh pertukaran pelajar dari kampusnya di Belanda ke Universitas Gadjah Mada di Yogyakarta selama lima bulan. Satu bulan ke depan ia akan kembali ke universitasnya di Belanda.
Rasa ingin tahu mengenal dunia yang luas ini membuat Tessa berkeliling dunia. Sebegitu banyaknya negara yang pernah ia kunjungi, ia tidak sempat lagi menghitungnya. Dan berada di Indonesia dimana ada waktu belajar dan berkeliling menikmati keindahan pulau-pulaunya semisal Bira yang terbentang luas dan mempesona sangat mendukung harapan dan pendidikannya yang memilih jurusan Hubungan Internasional.

Para pelajar Indonesia khususnya yang telah mempunyai kemampuan berbahasa asing minimal Bahasa Inggris penting juga untuk mengikuti jejak Tessa. Kesempatan ini sangat terbuka karena relasi pertukaran pelajar tersebut atas dibangun atas hubungan baik antar negara dan kemudian diikuti oleh kerjasama antar universitas. Oleh karena itu, sangatlah penting bagi pelajar sekolah untuk mahir berbahasa asing dengan cara bergabung di lembaga pendidikan alternatif semisal RumahBelajar Bersama atau lembaga apapun itu untuk mengembangkan diri sebelum masuk ke jenjang universitas.
Mi
Berada di negeri orang, Tessa punya kesan positif terhadap dunia Islam. Ia memandang bahwa orang Indonesia itu punya kepekaan sosial yang tinggi. Hal itu ia baca dari pengalamannya menyaksikan dimana orang bahkan hidupnya miskin sekalipun masih sempat memikirkan orang lain dengan membantu. Kejadian ini jarang terjadi di negaranya karena kehidupan di Eropa yang sangat individualis.
Dunia penuh dengan warna warni dengan beragam kegiatan harian. Karate yang betapapun melelahkan, itu memperkuat mental dan fisik, berkenalan dengan orang baru memperkaya cara pandang kita dan mempererat ikatan persaudaraan seperti Pak Irfan dan orang sederetannya membuat hidup ini jadi lebih bermakna.
Zulkarnain Patwa
* Penulis Bebas

Tinggalkan Balasan