Sekilas tentang Kampung Belajar

Sekelompok kecil para pelajar SD, SMP dan SMA yang bergabung di Kampung Belajar selama liburan sekolah ini percaya bahwa Bahasa Inggris dapat membangun cita citanya tinggi. Ada yang mau jadi guru, dokter dan bahkan mau kuliah ke keluar negeri. Mereka datang dengan penuh semangat untuk belajar memahami setiap materi yang penting dan mereka yakini sangat berguna untuk masa depannya.

Perbedaan umur atau jenjang sekolah bukanlah kendala untuk membuatnya bersatu dalam satu ruangan. Maklum, semuanya masih tergolong pemula dari segala tingkatan. Itu bagus karena tidak ada yang paling menonjol sehingga para pelajar ini saling berlomba untuk paling cepat memahami pelajaran di luar kepala. Yang lebih dahulu mengerti dan punya keberanian angkat tangan, dialah yang mendapatkan rekaman biasa ataupun siaran langsung, sebuah strategi agar mereka mau belajar serius dimana tiap pelajar tidak ingin tampil buruk di depan kamera. Lagi pula, tidak ada proses editing. Dalam dua hari, tidak ada satupun yang gagal membuat conversation (percakapan) tanpa teks. Itu berarti mereka mampu mengingat bahan pembicaraannya.

Pada kelas Reading (Bacaan), mereka diminta membaca buku cerita dengan suara nyaring, memahami isinya dan menjawab soal-soalnya. Ini berguna untuk kebutuhan akademik dan penguatan budaya literasi. Kita ingin kemampuan berbicara Inggris dan membaca buku buku inggris dijadikan alat untuk mendapatkan pengetahuan dan mengakses informasi tertulis.

Kelas grammar (tata bahasa) yang merupakan momok bagi para pelajar Indonesia sudah dapat ditebak. Mereka benar-benar pemula juga dan masih belajar menentukan kata benda (noun) yang tunggal dan jamak, adjective (kata sifat) dan adverb (kata keterangan) serta bagaimana kata kerja berlaku pada sebuah subjek. Dan setelah mereka mengerjakan latihan, Basic Grammar tersebut dibaca kembali disertai rekaman video dan dibuat contoh percakapan agar apa yang telah diikat dengan tulisan lebih mahir diucapkan.

Kelas pronunciation (pengucapan) pun punya daya kesan tersendiri. Mereka disadarkan bahwa salah ucap mengakibatkan salah makna. Bagaimana mengucapkan kosa kata yang mirip dengan benar? Misal set vs sat, feel vs fill dan green vs grin dan masih banyak lagi. Mereka diberitahu arti pada perbedaan kata tersebut yang membuatnya jadi lebih peduli untuk fasih dalam berbicara.

Conversation, Reading, Grammar dan Pronunciation pada Kampung Belajar ini dibuat saling terhubung erat. Semua kelas jadi penting. Enam kali pertemuan belajar dengan sedikitnya menghabiskan waktu sembilan jam dalam sehari itu benar-benar dimanfaatkan secara maksimal. Terdapat waktu yang cukup bila ada pelajar untuk review bagi yang mengalami kesulitan ataupun ingin pendalaman materi lebih lanjut.

oppo_2

Liburan sekolah memang tidak membawa mereka pergi jalan-jalan sebagaimana orang lain yang punya kesempatan. Mereka berlibur di kampung halamannya dengan menikmati dunia belajar yang belum pernah mereka rasakan sebelumnya. Kesenangan tentu mengiringi karena materi hanya dapat dilanjutkan bila dimengerti. Di Kampung Belajar ini, selama mereka tekun dan berjuang dengan sungguh-sungguh, tidak ada alasan yang cukup untuk untuk tidak mengerti. Guru-guru kelasnya pun tergolong berpengetahuan luas dan berpengalaman belajar dan mengajar di Kampung Inggris Pare Kediri Jawa Timur dan sarjana di universitas.

Sebuah kombinasi yang apik untuk mewujudkan cita-cita pada pelajar dan target Rumah Belajar Bersama (RBB) yang memilih mengedepankan kwalitas sumber daya manusia dalam mendidik para pelajar. Di sinilah, kita meramu pelajar SD, SMP dan SMA saling mendukung untuk mewujudkan cita-cita yang tinggi tersebut. Demikian sekilas tentang Kampung Belajar, 2025 di Bulukumba, Sulawesi Selatan, Indonesia.

Zulkarnain Patwa
* Pemerhati Pendidikan

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *