Tidak ada sesuatu yang baru di bawah matahari (novi sub sole). Ungkapan berbahasa latin ini berhasil menjelaskan dengan bahasa yang sangat sederhana dan ringkas tentang teori sejarah yang berulang, atau melingkar. Kalau pun ada perubahan, hanya waktu dan pelaku saja yang berubah. Tapi bagaimana kita memahami hal tersebut bila kita tidak mecoba mengenal hal hal yang baru? Perulangan itu memang membosankan dan yang baru pun akan jadi tua mengikuti siklus sejarah yang melingkar. Begitulah!
Pertemuan dengan Mariella Kempen bersama Mr. Belanda–Kesulitan melafalkan dengan benar, penulis menyebut Mr. Egbert dengan Mr. Belanda. Beruntung, dia tidak keberatan. Ide ini muncul karena Mariella lebih dahulu menyebut penulis Mr. Karate–saat menjemputnya di Bira penuh dengan kehangatan. Dalam pandangan Aris Irfan dan penulis, sama-sama asing: kami adalah orang asing di mata mereka dan mereka juga menganggap kami orang asing tapi karena sama sama ingin tahu tentang perbedaan budaya, terbangunlah komunikasi yang diniatkan untuk saling memahami. Ini berdasarkan pemikiran terbuka sehingga pembicaraan yang sangat serius pun dapat menjadi hiburan dimana perjalanan dari Bira menuju kota Bulukumba terasa singkat.
Saat melintasi Desa Bira dan Darubia, Mariella bertanya tentang kegiatan orang orang desa. Tentu saja kebanyakan masyarakatnya adalah nelayan dan pelaut. Anak muda suka melaut ke berbagai pulau di Indonesia dan bahkan ikut bekerja di kapal besar yang membuat mereka bisa melihat negeri-negeri terjauh.
Dalam membangun keluarga, biasanya orang orang desa tersebut menikah semasa kampung atau keluarga sendiri sehingga wajar bila sistem kekerabatan itu sangat kuat.
Para pelaut muda bila pulang kampung, mereka pun masih patuh pada orang tuanya saat dijodohkan sesama keluarga dekatnya. Kepatuhan yang baik kepada orang tua dipercaya sebagai sebagai bagian dari jalan menuju kesuksesan.
Mr. Egbert membandingkan dengan negaranya. Ia menjelaskan bahwa anak bebas memilih siapapun yang mereka suka dan orang tua tidak campur tangan. Mereka bisa memilih hidup dengan siapapun yang mereka suka.
Penulis pun memberikan dukungan. Beberapa para pelaut saat berlayar menikah di luar dan membawa pulang istri dan sekaligus anaknya. Mariella langsung menyambung, “Pelaut adalah orang bebas’, katanya sembari senyum ramah. Seisi mobil sepakat, tiada bantahan.
Penulis sekedar menambahkan bahwa seiring dengan perkembangan zaman, menikah sesuai pilihan hati pemuda pemudi pun itu tidak seketat seperti dahulu. Para orang tua di daerah pesisir pun pada dasarnya cenderung punya pemikiran terbuka disebabkan oleh interaksinya dengan dunia luar melalui jalur perdagangan laut antar pulau.
Saat tiba di Tanah Beru, kami mengusulkan untuk sedikit berbelok agar dapat melihat pusat pembuatan perahu tradisional terkenal dengan sebutan Pinisi yang menjadi simbol bahari Indonesia di dunia dan telah ditetapkan oleh UNESCO (United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization) pada 2017. Itu memang mengalihkan perhatian dimana kayu besi yang terkenal kuat dan keras mampu dibengkokkan dengan dengan peralatan sederhana. Jumlah pekerja pun cukup dengan empat atau sepuluh orang untukmembuat perahu yang sangat besar seperti yang dilihatnya secara langsung.
Rasa penasaran pun muncul. ‘Bagaimana bisa terbentang begitu banyak perahu yang sedang dibuat?’ Mr. Egbert dan Mariella bertanya. ‘Orang orang lokal dan orang dari berbagai penjuru dunia terlebih dahulu memesan sebelum dibuatkan’, jawab penulis. Lagi pula tradisi pembuatan perahu ini telah diwariskan oleh nenek moyang kami dari generasi ke generasi beratus ratus lamanya.
Satu hal membuat kepala saya pusing dan butuh waktu lama untuk menjawab. Pertanyaan sederhana, tak pernah kubayangkan dan tidak ada yang pernah menanyakan sebelumnya. ‘Apa yang paling anda sukai di Sulawesi?’, tanya Mariella. Sebenarnya penulis ingin menjawab ‘Saya mencintai tanah kelahiran saya dan tempat dimana saya dibesarkan’. Itu cukup namun tidak terucapkan. Penulis menginginkan jawaban sedikit lebih intelek dan tetap mengandung kejujuran. Pada akhirnya penulis bilang, ‘Sebenarnya saya ingin keliling dunia juga seperti anda tapi saya memilih mengikuti saran ayahku untuk pulang kampung. Jadi, ilmu yang saya peroleh sewaktu sekolah dan kuliah sebisa mungkin bermanfaat untuk lingkungan sekitarku’.
Menjelang masuk kota Bulukumba dimana kami hampir berpisah, suasana pun makin akrab. Umur, pekerjaan, lajang atau menikah, jumlah anak dan hal privasi lainnya bukanlah obrolan yang perlu disembunyikan.malahan, ini bagaikan bumbu penyedap rasa yang membuat makanan jadi super lezat. Yang menarik kami sampaikan kesediaan Mariella menjelaskan bahwa dirinya sebenarnya adalah seorang manajer pada sebuah taman yang luas nan indah bernama Garden De Lage Orsprong di desa Oortesbek dibangun sebelum perang dunia kedua.
Taman itu terlihat alami dipadukan dengan imajinasi dan kreativitas kecerdasan manusia memasukkan desain tata ruang artistik, beragam seni musik dan karya yang selaras dengan alam membuatnya terlihat sempurna. Sang manager ini memimpin sekitar enam puluh orang termasuk Mr. Egbert. Wajarlah orang ramai tertarik melaksanakan kegiatan di tempat itu. Anda bisa melihat linknya di sini: https://tuindelageoorsprong.nl
Ketika hendak berpisah di kota Bulukumba, kami tanpa sengaja sempat bertemu dengan Andi Ayatullah Ahmad, Humas (Hubungan Masyarakat) Pemerintah Daerah Bulukumba. Dia pun menyapa dan saling berinteraksi dalam Bahasa Inggris dan mendapatkan pernyataan tentang bagaimana humas bekerja. Penulis tahu ada beberapa tafsir yang berbeda yang ditangkap oleh Mariella dari penjelasan Kak Ayatullah. Namun semua itu hanya karena persoalan bahasa saja dan dapat saling memaklumi dan diakhiri dengan canda tawa dan salaman yang ramah dan Mariella pun bersiap menuju Makassar.
Begitulah. Semua kisah di atas bukanlah sesuatu yang baru di bawah matahari. Kami yakin apa yang kami lakukan ini telah dilakukan oleh orang orang sebelum kami. Pilihan untuk mencatatkan perjalanan kehidupan saat bertemu dengan orang orang asing betapapun singkat itu mengikat makna dan mungkin saja berguna bagi orang lain karena bila tidak ditulis, itu akan berlalu bersama angin. Scriptamanent.
Zulkarnain Patwa
* Penulis Bebas
* Pengajar di RumahBelajar Bersama
International Standard Lesson Liburan Berbahasa Inggris selama tiga pekan. Batas Daftar Minggu, 14 Desember 2025.…
There is nothing new under the sun (novi sub sole). This Latin expression successfully explains…
The exhaustion of a long night of karate training didn't have to make me reluctant…
Kelelahan latihan panjang bela diri karate di malam hari tidaklah mesti membuat saya malas bangun…
Orang dewasa biasanya hadir belajar Bahasa Inggris karena alasan yang sangat penting. Yang paling lazim…
Ada banyak cara untuk membuat orang itu mau dan bersemangat belajar. Khusus bagi dunia anak,…
Leave a Comment